Adella, Guru SLB Tingkat Nasional
BENGKULU, BE- Kementerian pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan pemilihan dan pemberian penghargaan kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) berprestasi dan berdedikasi Tingkat Nasional 2013. Acaranya bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta (15/8). Salah satu guru yang menerima penganugerahan itu berasal dari Provinsi Bengkulu atas nama Adella Veranti SPd. Ia merupakan guru pendidikan khusus SMA Luar Biasa Bengkulu yang terpilih ke tingkat nasional dari perwakilan Kabupaten Seluma. Della begitu guru ini akrab disapa, berhasil menyisihkan puluhan hingga ratusan guru kreatif luar biasa se-Indonesia, hingga akhirnya pada malam penganugerahan itu, nama Della dinobatkan menjadi juara III, dibawah Makasar dan Kediri. Penganugerahan nominasi guru kreatif dan inovatif terbaik itu diserahkan langsung oleh Menteri pendidikan. Muhammad Nuh didampingi Wakil Menteri Bidang Pendidikan Musliar Kasim, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Hamid Muhammad, Selasa (19/8). Dari 16 guru teladan tingkat provinsi Bengkulu, diketahui hanya Della yang berhasil merebut posisi terbaik nasional, Ia mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas prestasi itu. Della pun mengucapkan terimakasih pada keluarga yang telah mengsuport serta pemda yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada dirinya hingga bisa melangkah ke tingkat nasional. \"Terimaksih pada semua pihak atas do\'a dan dukunganya, terlebih suami tercinta atas suport dan pengertianya selama ini\" kata perintis klinik terapi pendidikan anak autis cakrawala di Jalan Kapuas Raya itu. Tema yang diangkat dalam Pemilihan dan Pemberian Penghargaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2013 adalah “Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi, Konsisten mewujudkan Peserta Didik yang Kreatif, Inovatif dan Santun Melalui Kurikulum 2013”. Berkaitan dengan tema tersebut, dituturkan ibu dua putra-puteri itu, ia terinspirasi membuat media pembelajaran bagi tuna rungu multimedia dengan menggunakan i-Chat ( I Can Hear and Talk) untuk anak tunarungu itu dikolaburasikan pada program power point, untuk berjalan lancar ia bekerjasama dengan Telkom. Media pembelajaran i-Chat itu mengajarkan bahasa kepada anak tuna rungu dengan metode tiga bahasa, yakni bahasa indonesia, bahasa inggris dan bahasa isyarat. Berdasarkan pengalaman mengajar selama ini, anak tuna rungu sangat miskin bahasa. \"Jangankan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia saja mengertinya sangat sedikit, bahasa isyarat yang digunakan pun dari anak tuna rungu yang satu dengan yang lainya berbeda,\" katanya belum lama ini. Della mempraktekkan bahasa isyarat itu, dengan gaya menggetarkan jarinya. Keseragaman bahasa isyarat inilah yang harus dibakukan sehingga ketika mereka ini tampil ditingkat nasional bahan internasional sekalipun mereka mengerti apa yang dikomunikasikan. Jika sudah dibakukan, tiga bahasa itu bahasa isyarat itu bisa digunakan dan dipelajar bukan hanya anak tuna rungu tapi semua masyarakat bisa menggunakanya. \"Temuan di lapangan, sebagai guru tuna rungu saya masih kebingungan atas kesamaan komunikasi yang diterapkan, tuna rungu berbicara bahasa isyaratnya cepat, mereka ini seperti punya bahasa gaul sendiri, karena bahasa isyarat itu tidak baku sehingga sulit dimengerti, terlebih anak tuna rungu yang baru sekolah yang kerap menggunakan bahasa ibu, \" katanya. Dengan adanya bahasa isyarat yang baku dan digunakan setiap SLB, kedepanya bahasa isyarat yang digunakan sama, ketika guru mengajar kan ke anak, dan ketika anak sudah naik tingkat maka guru yang barunyapun nyambung dan mengerti apa yang dibicarakan si anak. \"Selama ini saya guru saja bingung, ngomong apa sih anak ini ,\"cetusnya. Tak hanya itu, dengan adanya keseragaman isyarat yang digunakan pada anak SLB tuna rungu, mereka juga bisa menyebutkan abjad dari jari dan bisa menulis dan membaca. Mereka bisa memahami dan menuliskannya. Inilah untuk mengetahui anak bisa baca dan tulis, dan penerapan itu sudah dilakukan di klinik Cakrawala yang dibukanya setiap minggunya. Lalu kenapa ia melakukan hal ini, menurut Della seorang guru harus memiliki kepintaran berganda. Guru yang menguasai bidang studi, seni berkomonikasi, bahasa asing dan terampil dalam menulis. Pemikirannya bahwa pentingnya memotivasi diri sendiri agar menjadi lebih baik dan mampu mencerahkan hati dan pikiran orang sekitar. Selain itu menurutnya bahwa prestasi besar membutuhkan karakter yang hebat seperti memiliki tekat baja, visi dalam berkarya, berkarakter tekun dan tabah, selalau berpikir positif. Sebagai guru ia juga harus tahu bagaimana cara menjadi guru teladan sehingga disukai oleh peserta didik tanpa dengan kekerasan atau paksaan, serta mampu mendorong orang di sekitarnya, dengan harapan guru enak ngajarnya, siswa belajar nyaman pembelajaranyapun meningkat. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: